Senin, 15 Maret 2010

Tiga Hal Yang Tidak Bisa Kita Ulang Dalam Hidup

Beberapa waktu yang lalu, aku mengikuti sebuah acara semacam seminar kecil tentang motivasi. Dalam seminar tersebut, seorang pembicara mengatakan bahwa ada 3 hal yang tidak mungkin dapat kita ulangi dalam hidup. Sangat sederhana sebenarnya, tapi apabila kita maknai dengan benar, maka hal tersebut dapat mencadi sesuatu yang sangat tidak sederhana.
Aku ingin membaginya dengan kalian.

1. Perkataan

Kata-kata yang kita ucapkan adalah hal pertama yang tidak bisa kita ulangi (baca : kita tarik kembali). Memang kita bisa meralat ucapan kita, namun hal tersebut tidak mengurangi esensi bahwa kita pernah mengucapkan hal tersebut.
Yang menjadi masalah adalah, kata-kata seperti apakah yang telah kita ucapkan itu?
Ada peribahasa yang mengatakan mulutmu adalah harimaumu. Setiap kalimat yang kita ucapkan, terkadang tanpa kita sadari dapat berakibat fatal, baik bagi kita sendiri maupun bagi mereka yang mendengarkan ucapan kita. Sekali kita menyinggung orang lain, bisa jadi kita tidak akan mendapatkan maaf darinya, walaupun sekuat apapun kita berusaha untuk meminta maaf dan meralat ucapan kita tersebut.
Maka, alangkah bijaksananya apabila kita tau apa yang kita ucapkan dan bertanggungjawab dengan hal tersebut.

2. Waktu

Pernahkah kita sejenak merenungkan masa lalu dan berkata bahwa seharusnya aku melakukan hal itu dari dulu, atau seharusnya aku tidak melakukannya.
Kita bukan orang sakti yang bisa kembali ke masa lalu dan melakukan hal yang kita rasa harus kita lakukan pada masa lampau (kecuali kita bisa mempelajari ilmu gaib untuk menembus waktu, atau pinjam lorong waktu Doraemon :p).
Oleh karena itu, kita sebaiknya memiliki rencana untuk masa depan kita, apa saja yang harus dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya.
Sangat gampang untuk mengatakan hal tersebut, namun (minimal bagi aku sendiri) sangat sulit untuk merealisasikan. Kita seringkali berkutat dengan egoisme pribadi, di mana untuk melakukan sesuatu, kita hanya berfikir tentang kesenangan saat ini, bukan bagaimana efek yang akan ditimbulkan kelak bila aku melakukan (atau tidak melakukan) ini.

3. Kesempatan

Kesempatan itu tidak sama dengan keberuntungan. Kesempatan yang sama jarang datang lebih dari satu kali. Kalau tidak percaya, silahkan cermati dengan seksama hidup kita masing-masing. Seringkali kita melewatkan kesempatan dengan harapan kesempatan tersebut akan datang di kemudian hari.
Memang tidak menutup kemungkinan bahwa kesempatan akan berulang, namun menurutku hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh faktor keberuntungan semata. Lalu bila demikian adanya, alangkah lebih baiknya apabila kita mengambil setiap kesempatan yang ada di depan kita, apapun itu (selama dalam pertimbangan kita masing-masing, hal tersebut baik adanya). Jangan sampai menyesal karena kita melewatkan kesempatan yang mungkin merupakan kunci pembuka gerbang kehidupan yang lebih baik bagi kita sendiri.


Minggu, 14 Maret 2010

Seberapa Siapkah Kita ?

Hampir dua jam aku duduk di depan layar komputer dengan niatan mengeluarkan banyak hal yang menyumbat kepalaku beberapa hari ini. Aku memaksa jariku untuk menari di atas keyboard, namun tak satu huruf pun yang tercetak.

Ahh....
terkadang sangat sulit untuk mengerti bagaimana sebaiknya memulai sesuatu. Saat kita merasa sudah siap, selalu ada hal yang mematahkan kesiapan yang telah kita bangun itu.

Pertanyaannya adalah : benarkah kita memang tidak pernah bisa benar-benar siap?
Kalau memang begitu, lalu bagaimana kita bisa memulai sesuatu dengan ketidaksiapan?

Mari kita sedikit belajar dari seorang bayi mulai bertumbuh sedikit demi sedikit.

Seorang bayi tidak pernah tau apa yang akan dia alami nanti. Ia masih murni, belum bisa berpikir, belum bisa mengerti apa itu "mempersiapkan diri". Yang ia tau adalah ketidaktahuan itu sendiri. Sedikit demi sedikit, ia mulai tumbuh dan belajar sesuatu. Tanpa disadari, suatu saat bayi tersebut telah tumbuh sedemikian hebatnya sehingga mampu memegang peranan penting sebagai seorang manusia.
Mengapa bisa begitu?
Menurutku, jawabannya sangat simple : belajar dari sesuatu untuk menjadi sesuatu.

Bayi, yang tadinya tidak tau apa-apa, disadari atau tidak akan belajar banyak sekali hal yang bahkan terkadang serasa mustahil untuk dilakukan. Darimana dia belajar ? Banyak hal, mulai dari lingkungan sekitar, hingga hal lain yang bisa jadi tidak terbayangkan oleh kita.

Dengan belajar itulah, lama kelamaan bayi tersebut tumbuh seiring dengan makin banyaknya pengetahuan yang dimilikinya.

Lalu, apa hubungan bayi tersebut dengan pertanyaan pertama tadi?

Seringkali kita merasa tidak siap untuk menghadapi hal baru, yang kadang mau tidak mau harus kita hadapi. Alasannya adalah karena kita minder, merasa kecil dan tidak tau apa-apa.
Hal yang manusiawi sekali, mungkin semua orang pernah mengalaminya. Tapi, bila kita terus berkutat dengan ketakutan itu, sampai kita mati nanti kita tidak akan pernah bisa menjadi "sesuatu", karena kita sudah dibunuh oleh ketakutan-ketakutan kita sendiri.

Yang harus kita lakukan adalah mencoba dan belajar.
Ada seorang teman yang pernah mengatakan ini kepadaku : "Lebih baik kita mati karena mencoba sesuatu, daripada kita hidup dengan penuh rasa penasaran tentang apa yang mungkin bisa kita lakukan"

Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Namun, apakah kita tetap akan berkutat dengan ketidaksempurnaan kita?

____ Kramatjati, 15 Maret 2010 ; 00:45 _____